PSM CF on BICC (Part 1)

Paduan Suara Mahasiswa Cantus Firmus

Bali International
Choir Competition

(5 months) in (2 x 10 minutes) = (2 gold medal)

_________________________________________________________________________

“… berikutnya, Gold Medal, dengan nilai 88.50, diraih oleh

Paduan Suara Mahasiswa Cantus Firmus Yogyakarta”

            Seperti itulah sekilas kata-kata yang disampaikan oleh pembawa acara kepada ribuan penonton di GBI Rock Bali pada 9 Agustus 2012. Kata-kata yang sungguh membuat hati senang, bahagia, puas, bangga, dan sebagainya. Bagaimana tidak ? Perjuangan selama 5 bulan belakangan ini telah terbayar dengan diperolehnya 2 emas. Padahal, untuk membayarnya, hanya dibutuhkan sebuah penampilan 10 menit yang bisa memukau juri-juri lomba yang berasal dari dalam dan luar negeri.

          Perjuangan untuk mencapai kemenangan ini dimulai sekitar 5 bulan lalu, ketika saya dan teman-teman di PSM CF dibebani dengan
berbagai macam beban. Ada beban sungguhan dan beban tak sungguhan. Beban sungguhan itu berupa barang seberat 10 kg yang harus selalu dipikul ketika latihan. Selain itu, berbagai macam latihan fisik juga menjadi beban yang luar biasa bagi saya dan teman-teman. Beban tak sungguhan itu berupa beban-beban pikiran yang selalu menyertai kami dari awal latihan sampai saat-saat sebelum tampil di panggung. Beban-beban inilah yang melatih kami semua untuk bisa kuat menghadapi apapun ketika lomba dan di kemudian hari.

          Hari-hari BICC ini dimulai ketika pelatih kami, Bapak Pancasona Aji, S.Sn (Mas Mbong) menawarkan kepada kami, “Apakah Anda mau mengikuti lomba Internasional yang kebetulan saat ini diadakah di Bali, Indonesia ?”. Pertanyaan yang begitu sederhana, namun mampu membuat saya berpikir panjang. Jawabannya juga hanya ya dan tidak. Seketika itu berbagai macam pikiran melayang-layang di dalam kepala saya.

“Kalau saya menjawab ya, bagaimana dengan kuliah saya ? Apakah akan terhambat oleh lomba ini ? Akankah IP saya turun nantinya ? Bagaimana dengan kegiatan-kegiatan saya ? Kapan saya bisa jalan-jalan kalau nanti latihan terus ? Kapan waktu untuk saya istirahat ? Bagaimana dengan keluarga saya ? Kalau terus diadakan latihan, saya pasti tidak banyak memiliki waktu di rumah. Bagaimana dengan pacar saya ? Apakah kami harus jarang bertemu nantinya ?”.

Semua keluhan tersebut seakan-akan pecah dengan sebuah pandangan, “Kalau bukan sekarang, kapan lagi ?”. Saya ini hanyalah seorang anggota baru di organisasi PSM CF ini. Saya dan teman-teman seangkatan (2011) sebenarnya belum boleh mengikuti lomba-lomba, bahkan juga untuk menggelar konser. Akan tetapi, kami sudah diberi kepercayaan oleh pelatih kami, Mas Mbong, untuk mengikuti lomba ini yang levelnya langsung Internasional. Akhirnya, saya memberanikan diri untuk menjawab, “Ya, saya mau !”.

          Salah satu dispensasi dari menjawab ‘ya’ ini adalah harus bersedia membayar uang sebesar Rp2.000.000,00; di mana sebesar Rp400.000,00-nya digunakan untuk mendaftarkan diri mengikuti lomba. Sisanya, digunakan untuk membayar biro perjalanan kami (transportasi, penginapan, dan makan).

          Berbagai macam latihan pun dijalankan, mulai dari latihan vokal sampai dengan latihan-latihan fisik. Latihan fisik sangat diperlukan untuk membentuk fisik yang kuat sewaktu menyanyi, misalnya pola pernapasan yang baik dan benar, kekuatan suara, tenaga sewaktu menyanyi, dan sebagainya. Walaupun berat, latihan fisik ini akan menjadi sangat berguna. Fisik yang baik sangat diperlukan bagi seorang penyanyi. Selain latihan fisik, ada juga latihan vokal yang tentunya pasti dilakukan semua paduan suara. Latihan vokal yang kami jalankan ini lebih banyak dilatih oleh anggota PSM yang telah diberi kepercayaan untuk melatih.

          Hari-hari BICC ini dibayang-bayangi oleh berbagai aturan yang sangat mengekang. Tujuan dari aturan-aturan ini tentunya untuk kebaikan bersama. Berbagai aturan ini adalah hasil kesepakatan dengan semua pihak. Walaupun berat, kami harus patuh dengan aturan-aturan ini. Aturan-aturan ini dipegang penuh oleh Tim Official, tim yang berhak mengatur kami anggota tim BICC. Sebuah aturan yang menjadi kenang-kenangan saya dengan tim official adalah ketepatan waktu. Latihan harus tepat waktu. Padahal hampir di kebanyakan latihan, saya selalu datang terlambat. Karena melanggar tentunya saya harus mendapat hukuman. Hukuman tersebut berupa push-up atau sit-up yang dilakukan sebanyak 2 x (jumlah menit terlambat). Aturan lain yang patut dikenang adalah larangan untuk minum minuman dingin (es) dan makan gorengan. Situasi kota Jogja yang lumayan panas bagi saya, cukup memberi pengaruh besar. Akhirnya, untuk beberapa waktu, saya tetap minum minuman dingin secara diam-diam. Mengenai jadwal latihan, latihan diadakan selama 4 kali seminggu (Senin, Selasa, Kamis, Jumat). Pada hari Rabu diadakan penggalangan dana kecil-kecilan dengan berbagai cara. Sedangkan pada hari Sabtu dan/atau Minggu diadakan beberapa jenis latihan khusus, misalnya pergi ke kolam renang (latihan diadakan di dalam kolam renang), ke pantai (untuk melatih power), ke Penting Sari (untuk melatih blending), jalan sehat, dan lain sebagainya.

          Latihan fisik yang kami jalani untuk BICC ini benar-benar harus diakui keseriusannya. Tiap latihan, kami harus selalu membawa beban berupa barang seberat 10 kg (tidak boleh kurang, tapi boleh lebih). Beban yang lumayan berat tentunya, apalagi bagi anggota perempuan. Beban dipikul dari awal latihan (kurang lebih pukul 16:00/17:00) sampai akhir latihan (kurang lebih pukul 21:00/22:00). Latihan-latihan fisik lainnya berupa lari keliling gedung atau lari keliling lapangan sepak bola sebanyak beberapa kali. Setelah itu, dilakukan berbagai macam pemanasan lantai. Setelah benar-benar ‘panas’, kami menjalankan latihan vokal. Kadang, ketika latihan fisik dijalankan, kami harus menahan lelah sehabis kuliah. Latihan fisik ini ternyata sangat berat bagi beberapa orang. Ada teman yang sampai-sampai sakit bahkan ada beberapa juga yang sampai mengundurkan diri.

          Pada suatu waktu terjadi kontra antara anggota dengan tim official...

to be continued . . .